Minggu, 27 Juli 2008

God is eternally

Holding the Bible as the complete and only divine revelation, we strongly believe that God is eternally one and also eternally the Father, the Son, and the Spirit, the three being distinct but not separate. We hold that Christ is both the complete God and the perfect man. Without abandoning His divinity, He was conceived in the womb of a human virgin, lived a genuine human life on earth, and died a vicarious and all-inclusive death on the cross. After three days He resurrected bodily and has ascended to the heavens. He is now in glory, fully God but still fully man. We look to His imminent return with the kingdom of God, by which He will reign over the earth in the millennium and in eternity. We confess that the third of the Trinity, the Spirit, is equally God. All that the Father has and is, is expressed by the Son; and all that the Son has and is, is realized as the Spirit. We further believe that mankind is in need of God's salvation. Though we were absolutely unable to fulfill the heavy demands of God's righteousness, holiness, and glory, Christ fulfilled all the requirements through His death on the cross. Because of Christ's death, God has forgiven us of our sins, justified us by making Christ our righteousness and reconciled us to Himself. Based on Christ's redemption, God regenerates the redeemed with His Spirit to consummate His salvation, that they may become His children. Now possessing God's life and nature, the believers enjoy a daily salvation in His Body in this age and the eternal salvation in the coming age and in eternity. In eternity we will dwell with God in the New Jerusalem, the consummation of God's salvation of His elect.

Tidak semua orang dapat menerima kalau nabi yang hidup pada abad kedelapan

Tidak semua orang dapat menerima kalau nabi yang hidup pada abad kedelapan sebelum masehi ini mampu mengetahui nama Koresy dari Persia dua ratus tahun sebelum raja tersebut tampil di atas panggung sejarah. Bersikeras, paling tidak ada Yesaya lain yang jaraknya terpisah 150 tahun. Walaupun demikian, terlepas dari segala perdebatan sengit tentang keberadaan kitab maupun penulisnya, hampir seluruh ahli modern mengakui kebesaran nabi Yesaya. Mengakui kitabnya merupakan salah satu kitab terbesar dalam Perjanjian Lama. Sebuah karya yang memuat sastra Ibrani paling indah, serta sebuah paparan tegas dan apa adanya tentang Allah Israel sebagai Allah Mahakuasa dan dapat dipercaya.

Sebenarnya bukan hanya nama Koresy yang menimbulkan perdebatan. Bila kita membaca Yesaya dengan teliti, kita menemukan perubahan besar di pasal 40. Gaya penulisannya berubah seratus delapan puluh derajat. Menjadi lebih puitis dan nadanya menjadi lebih mendamaikan daripada menghakimi. Tentu saja masih banyak alasan lain, alasan yang memang tidak sekedar dicari-cari. Itulah sebabnya muncul Deutero-Yesaya dan Trito Yesaya, Yesaya-Yesaya tidak dikenal yang pada abad ke-6 dan ke-5 SM menulis pasal 40-66. Pendapat ini memang bukan pendapat kosong, analisis komputer belakanganpun membenarkan adanya beberapa penulis kitab Yesaya.

Hal ini menimbulkan masalah, otoritas Alkitab menuntut kitab Yesaya dipandang sebagai satu kesatuan. Tetapi pandangan satu Yesaya menurut beberapa orang tidak terlalu kuat, karena hanya tergantung pada beberapa ayat Perjanjian Baru yang menghubungkan nabi Yesaya sebagai penulis Yesaya bagian kedua. (Mat. 3:3; 12:7; Luk 3:4; Yoh. 12:38-41; Kis. 8:28; Rom 10:16).

Kalau menelusuri sumber-sumber yang dipakai dalam Alkitab sekarang, maka kita tahu pada awalnya tidak ada pemisahan dalam kitab Yesaya. Bahkan bila tidak ada tanda pemutus di akhir pasal 39 dalam setiap Alkitab modern, bisa saja orang tidak memperhatikannya dan tidak melihat perbedaan itu. Tanda pemisah berupa bab-bab itu merupakan tambahan yang memang sengaja dibuat supaya bisa melihat perbedaan itu.

Apakah Tuhan masih berbicara kepada orang banyak melalui halaman-halaman Alkitab?

Tetapi orang ini, Alexander Smith, menemukan sebuah Alkitab dari peti yang diambil dari kapal. Ia mulai membacanya dan mengajarkan orang lain apa yang dikatakan Alkitab itu. Sementara ia melakukan ini hidupnya sendiri berubah, dan demikian pun akhirnya mengubah kehidupan semua yang berada di pulau itu.

Orang-orang pribumi ini sangat terisolasi dari dunia luar sampai datangnya kapal “Topaz” dari Amerika Serikat pada tahun 1808. Para awak kapal menemukan di pulau itu suatu masyarakat yang mengagumkan, makmur tanpa wisky, tanpa penjara, tanpa kejahatan.

Alkitab telah mengubah pulau itu dari neraka dunia menjadi satu contoh dari apa yang Tuhan inginkan terjadi bagi dunia ini. Keadaan tersebut tetap demikian sampai sekarang ini.

Apakah Tuhan masih berbicara kepada orang banyak melalui halaman-halaman Alkitab?

Pasti. Sementara saya menulis ini, saya memperhatikan kertas jawaban yang dikirim kepada kami oleh seorang pelajar kursus Alkitab kami. Sebuah catatan di bagian bawah menyebutkan, “Saya berada di penjara menunggu giliran hukuman mati karena berbuat satu kejahatan. Sebelum saya mengikuti kursus Alkitab ini, saya hilang, tetapi sekarang saya memiliki sesuatu untuk saya harapkan nanti, dan saya telah menemukan kasih yang baru.” Alkitab memiliki kuasa yang pasti dapat mengubah kehidupan seseorang. Bila seorang dengan sungguh-sungguh mulai belajar Alkitab, maka kehidupan itu akan berubah secara dramatis.